Tulisan #50 Menyerahlah

sumber: pexels.com

Heyhooo. Udah lama rasanya gua gak nulis-nulis di blog gua ini *nangis terharu*
Gak kerasa, gua udah 3 bulan gak melakukan aktifitas blogging *nangis lagik*
Sampai akhirnya sekarang gua bisa nulis lagi, dan semoga mulai aktif serta rutin untuk posting tulisan di blog tercinta gua ini. Walaupun sepi yang baca *tambah kenceng nangis nya* capek nangis terus kampret

Alasan gua gak nulis-nulis selama 3 bulan kemarin adalah ... Karena abis menanggulangi korupsi di daerah erupsi yang sedang menstruasi di saat kita emosi bersama Roy Kiyoshi yang berimajinasi. Oke skip.

Kali ini gua mau membahas tentang menyerah. Iya menyerah. Surrender. Given Up.

Menyerah yang gua maksud adalah mengaku kalah. Dan tidak dapat melanjutkan apa yang sedang kita kerjakan. Dengan begitu kita berhenti melakukan aktivitas tersebut.

Dalam hidup, terkadang kita mendapatkan kesempatan atau moment yang kadang kita tidak siap menghadapinya. Tapi kenyataan membuat kita untuk menghadapi dengan siap atau tidak siap kita harus siap. Jika kalian berhasil melewati nya, terlebih berhasil melewati nya dengan keadaan tidak siap, maka kalian akan dianggap sukses dan lebih sering disebut dengan sukses/ keberhasilan yang besar. Karena keberhasilan yang tidak diduga. Dan sebaliknya jika kalian gagal melewati nya, terlebih gagal melewati nya dengan keadaan yang sudah siap, kalian akan dianggap gagal atau malah disebut pecundang(?). Karena kegagalan yang juga tidak diduga. Tapi menyebut seseorang yang gagal melewati rintangan/ kesempatan/ moment karena dianggap sudah siap sebagai pecundang sepertinya terlalu berlebihan dan terlalu kejam. Meskipun kadang seperti itulah kenyataannya, kita harus tetap bisa mendukung dan mengangkat kembali mereka yang sedang gagal, dalam keadaan siap ataupun tidak siap.

Tetapi ada cara untuk menghindari kegagalan tersebut. Apa itu?


Menyerahlah.

Terkadang menyerah bukanah suatu pilihan yang terlalu buruk. Tidak semua tindakan untuk menyerah itu berarti memalukan atau hal yang terendahkan. Karena bisa saja menyerah yang kita lakukan sekarang adalah usaha yang disimpan untuk disambung kembali agar bisa berjuang di kemudian hari. Seperti kata orang bijak, mundur satu langkah untuk maju lima langkah. tauk ah orang bijak yang mana.

Mengalah dalam pertarungan belum tentu kalah dalam peperangan.

Dan yang terpenting dari pilihan untuk menyerah adalah tidak lupa untuk bangkit lagi. Kita menyerah bukan untuk gagal, melainkan untuk menghindari kegagalan dan merubahnya menjadi keberhasilan di lain kesempatan. Ketika kita sudah menyerah, maka pikirkan lagi untuk kebangkitan apa yang akan kita lakukan. Setelah menyerah, cobalah biarkan diri kita untuk bernafas sejenak. Tapi jangan terlalu lama, karena kita harus bangkit kembali dari fase menyerah tersebut. 

Yang tidak kalah penting dalam pilihan untuk menyerah adalah kita harus paham alasan kenapa kita menyerah, alasan dampak jika tidak menyerah, dan bagaimana hasilnya jika kita gagal. Ingat, kita menyerah untuk menghindari kegagalan. Tapi jika kalian tidak masalah dengan kegagalan dan konsekuensi dari kegagalan maka lanjutkan lah dengan memilih untuk tidak menyerah. 

sumber: pexels.com
Hidup itu seperti menunggu senja. Kita tidak tahu langit seperti apa yang akan kita dapat sampai waktunya tiba. Bisa warna langit yang penuh akan warna jingga kemerahan sampai merah muda yang merekah, yang terasa ceria dan hangat. Atau bisa juga warna langit yang pudar abu-abu kebiruan yang terasa hampa dan dingin. Tapi untuk menghindari agar tidak mendapatkan warna langit seperti yang terasa hampa dan dingin, kalian bisa menyerah untuk mengunggu senja sebelum waktunya tiba. Iya menyerah. Untuk menghindari kegagalan. Tapi sebelum menyerah, seperti yang gua bilang tadi. Kalian harus paham alasan kalian menyerah.

Dan hey, kabar baiknya kalian bisa mencoba lagi untuk menunggu senja di esok hari untuk mendapatkan warna langit yang terasa ceria dan hangat. See? Menyerah tidaklah selalu pilihan yang terlalu buruk. Ini hanya tentang kebijaksanaan dalam memilih. Memilih mundur satu langkah untuk maju lima langkah atau memilih untuk enam langkah sekaligus jika dirasa mampu. It's your choice.

Itu dulu yang bisa gua tulis pada posting-an kali ini. Jangan lupa baca tulisan-tulisan gua yang laen di blog ini. Semoga ada manfaat nya hahaha

Gua mau lanjut untuk menyelidiki kasus pengaturan skor pada pertandingan tenis meja hijau yang berbentuk bundar pada periode ke sembilan di bulan purnama. Alias bacot saya.

Jaa Nee ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tulisan #12 Begadang dan Kekurangan Tidur

Tulisan #20 Hal-hal ketika Ujian/UAS

Tulisan #24 Tak ada Gading yang tak Retak